Mastel Bicara Ini Terkait Rencana Program Internet 100 Mbps dari Kemkomdigi

Jakarta – Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) menganggap program internet 100 Mbps sudah dicanangkan pada tahun lalu.

“Kalau semua itu bagus untuk customer, mengapa tidak? Itu kan reference. Sebenarnya 100 Mbps itu sudah sejak tahun lalu kita umumkan, seperti Amerika itu sudah 100 Mbps sudah sejak dulu,” kata Ketua Mastel, Sarwoto Atmosutarno.

Pernyataan ini disampaikannya saat acara ‘Building a Resilent Digital Indonesia’, Jakarta pada Kamis (26/6/2025).

Kemampuan menyediakan internet kencang dapat dilakukan dari sebelumnya, tapi persoalannya adalah supply and demand akan koneksi tersebut.

“Nah, kalau bisa hadir, berarti kita ngomong pasarnya ada nggak yang bisa bayar segitu? Yang dibicarakan kan ini mau hadir dulu nih. Kalau di daerah blankspot itu daerah 3T yang daya belinya rendah, ya pasti kita mikir ngapain kasih 100 Mbps,” ujarnya.

Sarwoto Atmosutarno meneruskan pemilihan wilayah yang mendapatkan kecepatan internet tetap 100 Mbps menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Jadi, ketersediaan koneksi ngebut tersebut seiring dengan kemampuan daya beli masyarakat.

“Supply ada, demand-nya ada nggak? Nah, kalau supply ada, demand ada, ya jalanin pasti berlanjut itu. Kalau supply ada, demand nggak ada, berarti eksperimen. Kecuali itu government need, kebutuhan pemerintah, kan pemerintah sekarang e-government luar biasa kebutuhannya,” tuturnya.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomidigi) menyebutkan kementerian ini tak hanya menghadirkan internet tetap 100 Mbps tapi juga harga yang dibayarkan juga terjangkau oleh masyarakat.

“Selain ketersediaan juga tarifnya supaya terjangkau buat masyarakat menengah dan bawah. Jadi, ujungnya kita dorong fixed broadband itu untuk menjadi internet murah buat masyarakat,” Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemkomdigi, Ismail.

Untuk mencapai kecepatan internet fixed broadband 100 Mbps tersebut, maka Kemkomdigi mengalokasikan spektrum baru dan skema jaringan terbuka yang mendorong keterlibatan banyak pihak dan harga layanan terjangkau.

Spektrum yang dipersiapkan itu frekuensi 1,4 GHz yang memiliki lebar pita 80 MHz akan diseleksi dalam waktu dekat.

“Komdigi akan merilis spektrum frekuensi yang disiapkan di 1,4 GHz itu benar-benar fixed, tidak boleh digunakan untuk mobile. Jadi, ini memang betul-betul untuk mengejar gap tadi dan harga terjangkau,” tuturnya. (adm)

Sumber: detik.com

You May Have Missed